“ Sosialisasi SIAP TANAM 1.0 Guna Mendukung Program Perluasan Areal Tanam Kementan "
Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Papua mengikuti sosialisasi SIAP TANAM 1.0 yang sempat dilaunching pada tanggal 20/05/2024 oleh Balai Pengujian Hidrologi dan Agroklimat Pertanian, SIAP TANAM 1.0 Merupakan Akronim dari Sistem Tanam Informasi Adaptif Untuk Perencanan Tanam, dimana meliputi penambahan metode perhitungan neraca kebutuhan air tanaman serta informasi potensi ketersediaan air. Tepatnya, Rabu 24 Juli 2024 Fungsional BPSIP Papua baik penyuluh,Pengawas Benih tanaman dan POPT berkesempatan mengenal dan mempraktekkan langsung penggunaan SIAP Tanam 1.0 di Ruang Pertemuan Kepala BPSIP Papua yang di persentasekan oleh Kepala Balai Pengujian Hidrologi dan Agroklimat (Rima Purnamasari,SP.,M.Si).
Sistem informasi adaptif untuk perencanaan tanam atau SIAP TANAM 1.0 dapat diakses secara daring maupun luring (setelah terlebih dahulu diunduh/Download) melalui pranala katam.id. atau siaptanam.id Informasi yang disediakan meliputi rekomendasi waktu,pola dan luas tanam untuk tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai berdasarkan prediksi curah huan dan ketersediaan air selama fase pertumbuhan. Sistem ini juga menggunakan data prediksi curah hujan dari BMKG (Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofosika untuk penentuan awal tanam, serta menyediakan rekomendasi pola tanam,varietas dan luas tanam yang dilengkapi dengan analisis neraca air tanaman.
Dalam sosialisasi ini Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Hidrologi dan Agroklimat Pertanian menekankan bahwa SIAP TANAM 1.0 juga menyediakan informasi mengenai risiko penurunan produktifitas akibat OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), serta optimasi produksi melalui rekomendasi irigasi suplementer, pupuk dan varietas yang sesuai dengan spesifik wilayah masing masing.
Ditempat yang berbeda Kepala BPSIP Papua (Dr.Ir. Marina Sri Lestari,MP) mengemukakan bahwa Aplikasi SIAP TANAM 1.0 dirancang agar petani dan stakeholder memiliki panduan komprehensif untuk menyusun jadwal tanam, yang mencakup perencanaan tanam, kebutuhan air, kebutuhan pupuk, penggunaan varietas unggul, hingga alat dan mesin pertanian (Alsintan) Dengan penambahan metode perhitungan neraca kebuthan air tanaman serta informasi potensi ketersediaan air, diharapkan akurasi informasi yang dihasilkan menjadi lebih baik, lebih update dan presisi dibandingkan sebelumnya. Martina berharap program ini bisa diimplementasikan lebih luas dan di diseminasikan dengan segera melalui fungsional BPSIP Papua dan dapat dimanfaatkan oleh petani dan penyuluh daerah setempat untuk mendukung program-program Kementerian Pertanian utamanya dalam Perluasan Areal Tanam (PAT).